EceranRp 2.000. www.metrobanjar.co. 16 Halaman. Langganan Rp 55.000. RABU. 22 JULI 2015. NO 5.422 TAHUN XV ISSN 0215-2987. Jemaah Disuguhi Daging Sapi Perancis Q Seluruh Zuriah Hadiri Haul Ke-209 Beliauadalah pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara. Silsilah keturunan Beberapa penulis biografi Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, antara lain Mufti Kerajaan Indragiri Abdurrahman Siddiq,[1] berpendapat bahwa ia adalah keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Salahsatunya adalah serat Silsilah Sunan Kalijaga yang ditulis oleh Raden Ngabehi Sasranagara, seorang patih keraton Surakarta Hadiningrat pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwan IX (1830-1893). Disebutkan didalam serat tersebut bahwa silsilah Sunan Kalijaga itu bersambung hingga Sayyidina Abbas r.a., berikut hasil transkripnya: Silsilahadalah suatu bagan yang menampilkan hubungan keluarga (silsilah) dalam suatu struktur pohon. Data genealogi ini dapat ditampilkan dalam berbagai format. Salah satu format yang sering digunakan dalam menampilkan silsilah adalah bagan dengan generasi yang lebih tua di bagian atas dan generasi yang lebih muda di bagian bawah. Sedangkanpendekatan Datu Sanggul pula ialah dari bumi ke langit, bermula dengan pemerhatian, tafakkurnya terhadap unsur-unsur alam yang membimbangnya kepada pengesaan dan pengagungan Allah. kebumikan di Kelampayan, hampir kepada surau beliau di dalam kebunnnya. Syaikh menghembuskan nafas terakhirnya di antara waktu maghrib dan isya 6 Selasa 12 Juli 2016 16:56. Haul ke 210 Datu Kelampayan, Alunan Maulid Habsyi Membahana. Tweet AtasBoleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami, dan Wolly Sutinah Selanjutnya adalah ziarah ke makam Datu Sanggul terletak di Desa Tatakan Kabupaten Tapin, haulannya setiap tanggal 21 Dzulhijjah, dari lokasi yang berdekatan perjalanan ziarah dilanjutkan ke makam Datu Suban yang dikenal sebagai guru Datu Sanggul haulannya setiap KS(Revisi Shellabear 2011): Inilah silsilah Isa Al-Masih, anak Daud, anak Ibrahim: AYT: Kitab silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. TB: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. TL: Bahwa inilah silsilah Yesus Kristus, yaitu anak Daud, anak Ibrahim. MILT: Kitab silsilah YESUS Kristus, anak Daud, anak Abraham. Shellabear 2010: Inilah silsilah Isa Al-Masih, baikorang-orang Indonesia, yang mereka tempatkan ke bawah (ajaran Islam), (atau) yang merupakan pengembangan dari dogma-dogma pokok Islam; mereka menguasai ilmu magis, dan memiliki kekuatan yang menyembuhkan; mereka siap memelihara kontunuitas dengan masa silam, dan menggunakan istilah-istilah dan unsur-unsur kebudayaan pra- Darisalah satu keturunannya yang masih ada sampai sekarang K. H Dr (HC) Ma’ruf Amin yangsaat ini menjabat sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia (MUI).Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari, seorang ulama yang menjadi mufti besar Kalimantan (Amin: 2010: 340).Beliau dikenal juga sebagai Tuanku Haji Besar dan Datu Kelampayan (Ariani:2010: 378). IrS5YO. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Datu’ Kalampaian atau Datu’ Kalampayan 1710—1812 Masehi/ 1122-1227 hijriyah adalah seorang ulama besar dan kharismatik sekaligus mufti dari Kesultanan Banjar yang pusat pemerintahannya sekarang masuk dalam wilayah Propinsi Kalimantan Selatan Dakwah dan jasa-jasa Sidin beliau ; bhs Banjar dalam meletakkan dasar-dasar hukum fiqih, ilmu tauhid, tasawuf, hadits, tafsir, ilmu falak dan yang lainnya di lingkungan kekuasaan Kesultanan Banjar melalui karya-karya besar, fenomenal dan tentunya bermanfaat bagi umat yang diyakini berjumlah sekitar 17 kitab, beberapa diantaranya bahkan masih menjadi rujukan bagi para santri di seluruh pelosok nusantara bahkan Asia itu menjadikan beliau salah satu sosok teladan dan panutan bagi umat Islam tidak hanya di Kalimantan Selatan saja, tapi juga di berbagai wilayah bekas kekuasaan Kesultanan Banjar bahkan di seputar wilayah Asia Tenggara, sehingga oleh umat beliau sering digelari dengan sebutan Tuan Haji Besar. Datu’ Kalampayan yang juga dikenal dengan nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari merupakan ulama berpengaruh yang masih keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Mindanao Kesultanan Maguindanao yang lahir di Lok Gabang, Astambul, Kabupaten Banjar dan besar di daerah Dalam Pagar, Martapura. Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tersebut. Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin kaekaha Salah satu karya fenomenal beliau yang paling dikenal umat adalah Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din yang secara umum diartikan sebagai ”Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama". Kitab yang ditulis pada tahun 1779 M 1193 H pada zaman pemerintahan Sultan Tamjidullah ini merupakan kitab fikih yang populer dalam Madzhab Syafi'i. Sebagai bentuk penghormatan masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan terhadap jasa-jasa beliau, nama besar Sidin diabadikan pada Universitas Islam Kalimantan UNISKA Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, selain itu judul dari salah satu kitab karya Sidin yang paling populer, Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din diabadikan menjadi nama masjid termegah dan terbesar simbol dialektika budaya masyarakat Kalimantan yang menjadi salah satu landmark terbaik Kota 1000 Sungai yang lokasinya persis di jantung Kota Banjarmasin, Masjid Sabilal Muhtadin. Kitab Sabilal Muhtadin Biografi singkat Datu’ KalampaianPada usia 7 tahun, Muhammad Arsyad kecil diminta Sultan Tahlilullah untuk tinggal di istana, untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan yang kelak ikut membentuk kepribadiannya yang berakhlak mulia, ramah, penurut, dan selalu hormat kepada yang lebih tua. Kepribadian unggul yang telah nampak sejak dini ini, membuat Sultan Tahlilullah dan semua penghuni istana menyayanginya dan memberikan kasih sayang terbaik. Bahkan, demi harapan untuk mempersiapkan Muhammad Arsyad sebagai pemimpin yang alim, Sultan memberikan fasilitas pendidikan penuh kepada Muhammad Arsyad sampai umur 30 usia 30 tahun, Muhammad Arsyad di jodohkan oleh Sultan Tahlilullah dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut. Ketika istrinya hamil muda, Muhammad Arsyad dikirim ke tanah suci Mekkah untuk tugas belajar, oleh Suktan ke-15 Kesultanan Banjar, Sultan Tahmidullah 1700-1745. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya › Nusantara›Datu Kalampayan Diusulkan Jadi... Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau yang dikenal dengan Datu Kalampayan diusulkan menjadi pahlawan nasional. Ulama besar dari Kalimantan Selatan itu dianggap memiliki pemikiran dan karya besar bagi Nusantara. KOMPAS/JUMARTO YULIANUSTangkapan layar Youtube pelaksanaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bertema Kiprah, Pemikiran, dan Karya Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bagi Nusantara”, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 16/3/2022.BANJARMASIN, KOMPAS — Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari 1710-1812 atau yang dikenal dengan nama Datu Kalampayan diusulkan menjadi pahlawan nasional. Ulama besar dari Kalimantan Selatan itu dianggap memiliki pemikiran dan karya besar di bidang keagamaan, sosial, dan pemerintahan bagi agar Datu Kalampayan mendapat anugerah pahlawan nasional semakin menguat dengan diadakannya Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bertema ”Kiprah, Pemikiran, dan Karya Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bagi Nusantara”, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu 16/3/2022. Jika usulan diterima pemerintah pusat, Datu Kalampayan akan menjadi tokoh kelima dari Kalsel yang mendapat gelar pahlawan nasional. Sebelumnya, sudah ada empat tokoh dari Kalsel yang bergelar pahlawan nasional, yaitu Pangeran Antasari 1797-1862, Brigadir Jenderal Hasan Basri 1923-1984, KH Idham Chalid 1921-2010, dan Ir Pangeran H Mohammad Noor 1901-1979.Ketua I Dewan Harian Daerah DHD Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Provinsi Kalsel Zulfadli Gazali mengatakan, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah tokoh Nusantara yang mengglobal karena melahirkan pemikiran dan karya besar yang jangkauannya luas secara nasional dan juga internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.”Kami merasa terpanggil menyelenggarakan seminar nasional ini sebagai salah satu tahapan penting dalam rangkaian kegiatan pengusulan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional,” YULIANUSTangkapan layar Youtube pelaksanaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 16/3/2022.Menurut Zulfadli, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah ulama besar yang anak cucunya banyak duduk sebagai mufti pemberi fatwa dan kadi hakim agama, serta menurunkan banyak ulama yang tersebar di Nusantara. Beliau mendapat beberapa julukan, di antaranya Matahari Islam Nusantara dan Mercusuar Islam Kalimantan.”Melihat perjuangan, pemikiran, dan karya besar di sepanjang perjalanan hidup Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, kami tidak meragukan jasa-jasa beliau sehingga wajar banyak rekomendasi untuk menjadikan beliau sebagai pahlawan nasional,” menyebutkan, lebih kurang 139 surat rekomendasi atau dukungan untuk menjadikan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional. Tercatat pula lebih dari 170 publikasi hasil kajian tentang Al Banjari berupa buku, artikel, jurnal ilmiah, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, ataupun makalah yang dibentangkan di seminar nasional dan internasional.”Pada 13 November 2021, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah TP2GD Provinsi Kalsel telah melakukan sidang dan menghasilkan kesepakatan untuk mengusulkan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional,” Juga Menunggu Belasan Tahun, Empat Tokoh Raih Gelar Pahlawan NasionalGubernur Kalsel Sahbirin Noor mengapresiasi para tokoh, akademisi, TP2GD Kalsel, serta berbagai pihak yang berpartisipasi dan mengusulkan penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan. ”Mudah-mudahan pengusulan Datu Kalampayan sebagai pahlawan nasional bisa memenuhi persyaratan yang ditentukan,” diragukanMenurut Sahbirin, kebesaran nama Datu Kalampayan tidak diragukan lagi oleh tokoh mana pun, terutama kiprahnya yang luar biasa untuk Nusantara. Karya besarnya bernama Kitab Sabilal Muhtadin hingga saat ini dijadikan sumber dan rujukan bidang ilmu fikih di tanah Nusantara maupun di kawasan Asia Tenggara.”Tanpa bergelar pahlawan nasional sekalipun, Datu Kalampayan telah menghiasi bumi Nusantara dengan keilmuan, ide, dan gagasan baru dalam dunia pendidikan, peradilan, dan masalah keumatan,” mengatakan, keinginan mengusulkan Datu Kalampayan sebagai pahlawan nasional substansinya bukan untuk melekatkan gelar semata, melainkan menjadikan gelar itu sebagai simbol teladan dan panutan bagi generasi Indonesia saat ini ataupun di masa yang akan YULIANUSGubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor memberi sambutan pada acara syukuran puncak Hari Pers Nasional HPN 2020 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu 9/2/2020.”Jika saatnya nanti Datu Kalampayan mendapatkan gelar pahlawan nasional, generasi di Banua Kalsel ini harus mampu mengikuti jejak langkah beliau sebagai suri teladan, yang memberikan jasa dan sumbangan besar untuk Banua dan negeri tercinta,” perjuangan, pemikiran, dan karya besar di sepanjang perjalanan hidup Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, kami tidak meragukan jasa-jasa beliau sehingga wajar banyak rekomendasi untuk menjadikan beliau sebagai pahlawan Besar Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menyebut Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah salah satu ulama besar pada abad ke-18. Al Banjari sangat berpengaruh dalam perkembangan Islam di kepulauan Nusantara ataupun di ruang lingkup yang lebih luas.”Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari belajar selama 30 tahun di Mekkah dan ikut mendirikan Komunitas Banjar di Mekkah. Keunggulannya secara intelektual tidak perlu diragukan lagi,” perjuanganNamun, dalam konteks pengusulan pahlawan nasional, Azyumardi mengingatkan agar tim pengusul lebih banyak menggali aspek perjuangan Al Banjari dalam melawan penjajahan kolonial Belanda. Sebab, kolonial Belanda atau VOC sudah datang ke Banjarmasin dan menjalin hubungan dengan Kesultanan Banjar semasa hidup Al Banjari.”Perang Banjar baru terjadi pada 1826 atau setelah Al Banjari wafat. Untuk itu, kiprah beliau dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda sebelumnya perlu dimasukkan dalam dokumen pengusulan,” Juga Anugerah Pahlawan Nasional bagi Tokoh dari Enam ProvinsiDirektur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial Murhardjani menjelaskan, gelar pahlawan nasional diberikan kepada seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah NKRI, yang gugur atau meninggal demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan pemberian gelar pahlawan nasional pertama-tama sebagai penghormatan dan penghargaan terhadap setiap warga negara yang memajukan dan memperjuangkan pembangunan bangsa dan negara demi kejayaan dan tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kemudian untuk menumbuhkan kebanggaan, keteladanan, kepatriotan, sikap kepahlawanan, dan semangat kejuangan di dalam masyarakat.”Kami berharap tim pengusul dari Kalsel bisa menyerahkan administrasi, biografi, dan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur dan persyaratan pengusulan calon pahlawan nasional. Mudah-mudahan Al Banjari yang memiliki jasa besar bagi Nusantara dapat memenuhi persyaratan,” katanya. EditorSIWI YUNITA CAHYANINGRUM BANJARBARU - Dari sekian koleksi mengenai Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, ada juga buku riwayat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Buku ini menceritakan tentang riwayat Syekh Muhammad Arsyad Albanjari sejak remaja hingga menuntut ilmu di Makkah dan Madinah sampai kembali ke tanah air, kemudian mengajarkan ilmu agama dan menjadi seorang ulama terkenal. Pada buku ini juga diceritakan tentang istri dan keturunannya. Kitab ini ditulis oleh Abdurahman Siddiq Bin Muhammad Afif Al Banjari, seorang Mufti Kerajaan Indragiri Riau Tahun 1349 H. "Kitab ini didapat dari Margasari ulu, Tapin. Nomor inventaris 6004," ucap staf seksi koleksi dan konservasi museum lambung Mangkurat, Zaelani. Baca Inilah Naskah Asli Kitab Sabilal Muhtadin, Ditaburi Cengkih Bila Disentuh Ini yang Terjadi Baca Pedangdut Cantik Ini Akui Gunakan Mistis Dayak untuk Tetap Eksis, Pakai Susuk Hingga Mandi Bungas Baca Polisi di Kapuas Ini Merangkap Dukun, Begini Cara Uniknya Sembuhkan Penyakit Kulit Warga Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau dikenal sebagai Datu Kelampayan ulama besar dan pengembang ilmu pengetahuan dan agama. Hampir seluruh ulama di Banjarmasin masih memiliki tautan dengannya. Baik sebagai keturunan atau muridnya. Sebut saja nama almarhum KH Zaini Abdul Ghani, yang dikenal dengan nama Guru Sekumpul itu adalah keturunan Syekh Muhammad Arsyad. Hampir semua ulama di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Malaysia, pernah menimba ilmu dari beliau. Baca Terungkap dari Ekspose KPK, Aliran Dana Gratifikasi Bupati Rita Widyasari Ternyata Dibelikan Ini Baca Wanita PNS Nunukan Ini Heran Dilabrak Biduan Selingkuhan Suaminya, Ternyata Minta Diizinkan Nikah Ulama ini memiliki nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah Abu Bakar Al-Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah Syaikh bin Sayid Abdullah Al-’Aidrus bin Sayid Abu Bakar As-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman As-Saqaf bin Sayid Muhammad Maula Dawilah Al-’Aidrus. Silsilahnya kemudian sampai pada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah. Beliau dilahirkan di Desa Lok Gabang, Kabupaten Banjar pada 17 Maret 1710 dan meninggal dunia di Dalam Pagar, Kabupaten Banjar pada 13 Oktober 1812. Makamnya berada di Desa Kalampayan Tengah, Kecamatan Astambul, Martapura. kurniawan